Pengertian Serangan Jantung
Serangan jantung atau yang dikenal dengan infark miokardium merupakan salah satu penyakit komplikasi dari jantung koroner. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah tidak bisa mengalirkan darah dengan baik karena adanya penyumbatan.
Akibatnya adalah otot jantung akan bermasalah jika kekurangan oksigen. Bahkan bisa rusak jika oksigen terputus dalam waktu yang lama. Hal ini sangat berbahaya bagi pasien dan dapat menyebabkan kematian.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), serangan jantung adalah salah satu penyebab tertinggi kematian di Indonesia dengan angka 14,38%. Angka kematian di dunia akibat serangan jantung juga sangat tinggi yaitu 16,17%.
Kenali gejala penyakit ini agar ada tindakan pencegahan sebelum plak dalam pembuluh darah semakin tebal. Gejala serangan jantung berupa nyeri dada, napas pendek-pendek, pusing, berkeringat, dan cemas berlebihan.
Faktor Risiko Serangan Jantung
Beberapa hal dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami serangan jantung. Beberapa di antaranya bisa diubah, ada juga yang tidak. Namun, tentu saja risiko tetap bisa dikurangi dengan mengendalikan faktor risiko yang bisa diubah.
Berikut adalah daftar faktor risiko serangan jantung yang harus diketahui. Simak untuk penjelasan lebih lanjut!
- Usia dan jenis kelamin. Penyakit jantung lebih sering dialami oleh lelaki. Terutama pada usia 45 tahun ke atas, risiko serangan jantung mulai meningkat. Sedangkan pada wanita, risiko akan meningkat pada usia menopause, yaitu usia 55 tahun. Semakin tua, semakin rentan seseorang akan risiko terkena serangan jantung.
- Riwayat keluarga. Seseorang dengan riwayat serangan jantung pada orang tua atau keluarga dekatnya memiliki risiko yang lebih tinggi. Hal tersebut terjadi karena faktor genetik yang diwariskan. Apalagi jika faktor genetik ditambah dengan pola hidup yang tidak sehat, risiko akan menjadi semakin besar.
- Merokok. Merokok memang sumber banyak penyakit. Tidak hanya bermasalah bagi jantung, tapi dengan merokok risiko penyakit lain juga akan muncul seperti kanker dan penyakit pernapasan. Pada penyakit jantung, jaringan arteri seorang perokok akan rusak dan dindingnya akan tumbuh plak yang semakin tebal. Sehingga aliran darah akan semakin sulit.
- Tekanan darah tinggi. Darah yang mengalami tekanan darah tinggi akan merusak organ dalam tubuh. Terlebih yang jarang dikontrol. Organ yang rusak seperti pembuluh darah, ginjal, dan otak. Tekanan darah bisa dibuat rendah dengan meminum obat-obatan dan mengubah gaya hidup.
- Kolesterol. Lemak dalam tubuh bisa diproduksi oleh hati atau makanan yang dimakan. Namun, sering kali seseorang tidak mengontrol makanan yang dimakan, sehingga lemak dalam tubuh menjadi berlebih. Lemak-lemak tersebut nantinya akan menumpuk di pembuluh arteri dan menjadi plak.
- Diabetes. Penderita diabetes memiliki gula darah berlebih dalam tubuh. Penyakit ini bersifat menurun dan biasanya diturunkan kepada anak perempuan. Diabetes yang tinggi dan tak terkontrol akan meningkatkan penderita mengalami serangan jantung.
- Pola hidup yang buruk. Terkadang tekanan hidup yang berat membuat seseorang tidak bisa menjaga pola hidup yang sehat. Kebanyakan orang juga malas untuk bergerak. Bermalas-malasan akan membuat penumpukan lemak, gula darah, dan tekanan darah semakin tinggi.
- Minum alkohol. Seseorang yang sering mengonsumsi alkohol akan meningkatkan lemak jahat dalam darahnya. Lemak baik saja bisa berbahaya jika terus menumpuk, apalagi lemak jahat. Selain itu, ketika cairan alkohol masuk ke dalam tubuh, irama jantung akan tidak teratur karena jantung berdetak dengan kencang.
Perbedaan Serangan Jantung dan Henti Jantung
Serangan jantung dan henti jantung sering dianggap sama. Namun, mereka adalah dua kelainan jantung yang berbeda, meski sama-sama merupakan komplikasi dari penyakit jantung koroner.
Pada serangan jantung, aliran darah terhenti atau macet karena sirkulasinya bersamalah. Sedangkan pada henti jantung, masalahnya adalah karena irama jantung tidak teratur (aritmia) yang disebabkan oleh sistem listrik dalam jantung. Alhasil, jantung akan berdetak dengan tidak karuan dan darah tidak bisa dipompa.
Henti jantung terjadi sangat mendadak. Ketika seseorang mengalaminya, jantung akan benar-benar berhenti bekerja dan penderita bisa meninggal dalam sekejap jika tidak ada yang menolong.
Oleh karena itu, baik serangan jantung atau henti jantung, penting sekali untuk melakukan langkah-langkah pertolongan pertama pada mereka. Nyawa mereka bisa diselamatkan jika mendapat tindakan dan perawatan yang tepat.
Langkah-Langkah Pertolongan Pertama Pada Penderita Serangan Jantung
Serangan jantung sering terjadi dengan mendadak. Gejala singkat yang dialami adalah nyeri dada, jantung berdebar, mual, pandangan buram, hingga keringat dingin. Jika Anda melihat seseorang atau keluarga mengalami serangan jantung. Segera lakukan pertolongan pertama.
Sebelum itu, jika pasien sudah pingsan di depan Anda, segera periksa detak jantungnya terlebih dahulu untuk memastikan bahwa pasien benar mengalami serangan jantung atau penyakit jantung lainnya. Kondisi tubuhnya juga pucat dan mengeluarkan keringat dingin.
Berikut adalah pertolongan pertama yang harus segera dilakukan pada orang yang mengalami serangan jantung menurut halaman kementerian kesehatan.
- Pindahkan pasien ke tempat yang lebih aman dan lebih longgar dari keramaian.
- Segera hubungi tenaga medis dan ambulans (telepon ke 119) agar pasien segera mendapat penanganan lebih lanjut.
- Sembari menunggu ambulans datang, jika pasien tidak responsif atau tidak terdengar bernapas, lakukan resusitasi jantung paru (RJP) atau yang dikenal dengan CPR. Tindak RJP yang tepat dapat meningkatkan peluang seseorang bertahan hidup.
- Transportasi cepat ke IGD dengan menunggu ambulans datang. Ambulans memiliki ekokardiogram portable, oksigen, dan obat emergensi untuk membantu pasien.
- Usahakan jangan membawa pasien yang pingsan ke IGD dengan kendaraan pribadi karena bisa berbahaya saat memindahkan. Tetap lakukan kompresi dada hingga ambulans datang.
- Perawatan di rumah sakit segera dilakukan agar jantung bisa kembali berdetak dengan normal.
Baik Anda atau pasien serangan jantung sebaiknya tidak panik saat berada di situasi seperti ini. Kepanikan hanya akan memperparah keadaan. Tetaplah tenang dan ikuti langkah-langkah tersebut. Diharapkan dengan pertolongan pertama, semakin banyak penderita serangan jantung yang dapat selamat.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika ditanya kapan sebaiknya seseorang mengunjungi dokter jantung? Jawabannya adalah ketika Anda merasa mengalami gejala serangan jantung yang telah disebutkan di atas secara terus berulang dan lama.
Namun, bagaimana jika tidak ada gejala yang terjadi? Jika tidak ada gejala, perhatikan faktor risiko yang telah dipaparkan, Jika ada salah satu faktor risiko yang Anda miliki, segera periksakan diri ke dokter jantung pilihan Anda.
Pasien yang sudah pernah mengalami serangan jantung atau penyumbatan arteri koroner sudah semakin parah akan mendapatkan penanganan dengan segera di klinik jantung. Klinik kardiologi milik Dr. Gerard Leong menyediakan berbagai alat canggih untuk mendeteksi dan menangani penyakit jantung yang Anda alami.
Meski sudah mendapat pertolongan pertama dari seseorang, penanganan lebih lanjut dari ahlinya itu adalah langkah krusial yang harus dilakukan. Jangan biarkan serangan jantung terjadi kembali dan menimbulkan dampak yang lebih buruk. Sayangi jantung Anda dengan membuat jadwal konsultasi bersama Dr. Gerard Leong segera!