Penyakit jantung koroner (PJK) atau juga disebut penyakit arteri koroner terjadi ketika arteri koroner yang menyuplai darah ke seluruh tubuh menyempit atau tersumbat. Saat tersumbat, aliran darah akan berkurang atau dapat berhenti sewaktu-waktu.
PJK merupakan salah satu alasan kematian terbanyak di dunia. Bahkan dara dari WHO menyebutkan kalau di Indonesia terjadi kematian sebanyak 245.343 penduduk per tahunnya. Angka ini bisa saja terus bertambah, dilihat dari gaya hidup masyarakat yang kurang sehat.
Salah satu kunci penting untuk meminimalisir dampak fatal PJK adalah deteksi dini. Memahami ciri-ciri penyakit jantung koroner menjadi langkah awal yang krusial untuk mengenali gejalanya sedini mungkin. Segera konsultasikan pada spesialis jantung jika mengalami gejala mencurigakan agar penanganan tepat dapat segera dilakukan.
7 Ciri-Ciri Penyakit Jantung Koroner
Tidak semua orang memiliki ciri-ciri yang menunjukkan sedang mengidap penyakit jantung koroner. Namun, ada beberapa ciri-ciri umum yang bisa muncul jika orang tersebut mengalami penyempitan pembuluh arteri, seperti:
Angina
Angina itu adalah nyeri dada yang sering membuat tidak nyaman karena merupakan tanda peringatan dari jantung. Kondisi ini terjadi saat arteri koroner menyempir, maka terkadang dada terasa seperti tertekan atau sesak. Jangan sepelekan gejala ini karena dapat berisiko serangan jantung.
Serangan jantung
Serangan jantung menjadi salah satu ciri-ciri ketika penyumbatan arteri sudah sangat serius. Biasanya penyumbatan yang terjadi bisa penuh atau tersisa celah kecil untuk dialiri darah.
Serangan jantung bisa terjadi secara tiba-tiba. Segera hubungi ambulans jika ada orang yang tiba-tiba terkena serangan jantung. Karena jika tidak segera ditangani dapat berakibat fatal.
Sesak napas
Ketika pembuluh arteri koroner menyempit, oksigen yang diterima jantung lewat aliran darah akan berkurang. Sehingga jantung tidak bisa bekerja dengan maksimal untuk memompa darah ke seluruh tubuh, termasuk paru-paru. Akibatnya, suplai oksigen ke paru-paru akan berkurang dan membuat pasien kesulitan bernapas.
Kondisi ini biasanya terjadi saat berkegiatan. Tetapi tidak menutup kemungkinan sesak napas bisa terjadi saat sedang istirahat juga.
Keringat dingin
Tubuh yang tertekan dan merasa nyeri akibat pasokan darah ke jantung berkurang dapat menghasilkan keringat dingin. Ketika pembuluh jantung tersumbat dan jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah, maka saat tersebut akan ada sistem saraf simpatik yang muncul dalam kondisi darurat dan menghasilkan keringat dingin.
Mudah lelah
Karena jantung kekurangan oksigen, ia tidak dapat memompa darah dengan maksimal ke seluruh tubuh. Makanya otot-otot tubuh juga terdampak tidak dapat menerima energi yang cukup. Akibatnya tubuh jadi merasa cepat lelah dan lemas.
Jantung berdebar cepat atau tidak teratur
Penderita jantung koroner akan merasa jantung berdebar cepat, lambat, dan tidak teratur karena sistem kelistrikan jantung terganggu akibat jantung yang kekurangan oksigen.
Kondisi jantung berdebar-debar seperti ini merupakan salah satu penyebab penyakit jantung lainnya, seperti henti jantung. Jadi, jika mengalami ciri-ciri ini segera konsultasikan pada spesialis jantung.
Gagal jantung
Saat pembuluh jantung tersumbat, darah dapat menumpuk di paru-paru karena jantung sudah terlalu lemah memompa darah untuk mengalir. Hal ini akan mengakibatkan gagal jantung yang sangat berbahaya. Gagal jantung membuat penderitanya kesulitan bernapas. Jadi, jika merasa napas pendek-pendek, segera periksakan diri.
Apa Saja Faktor Risiko Penderita Jantung Koroner?
Ada berbagai macam faktor risiko yang dapat menjadi penyebab penyakit jantung, terutama jantung koroner. Ada yang bida diubah, ada pula yang tidak dapat diubah sama sekali karena bawaan dari lahir. Dengan mengetahui macam-macam faktor risiko, diharapkan pasien agar lebih terbuka dan sadar untuk memeriksakan diri pada spesialis jantung.
Berikut adalah berbagai macam faktor risiko penyakit jantung koroner yang penting untuk diketahui.
- Faktor yang tidak dapat diubah, yaitu: umur, jenis kelamin, dan riwayat penyakit dari keluarga.
- Merokok, minum alkohol, dan obat-obat terlarang seperti narkoba.
- Tingginya kadar kolesterol.
- Diabetes yang tidak sering dikontrol.
- Gagal ginjal kronis.
- Memakan makanan tidak sehat dan jarang olah raga.
- Kelebihan berat badan.
- Sering begadang dan terlalu banyak tidur.
- Mengalami sleep apnea, yaitu sering berhenti bernapas saat tidur.
- Tinginya kadar trigliserida (jenis lemak dalam darah yang dipakai sebagai sumber energi).
- Memiliki jenis penyakit autoimun tertentu, seperti artristis atau lupus.
- Terjadinya komplikasi saat masa kehamilan atau preeklampsia.
- Tingginya kadar asam amino yang berperan dalam pembentukan protein dalam darah.
Apakah Jantung Koroner Lebih Berisiko pada Perempuan?
Benar. Dilansir dari laman NHLBI menyatakan bahwa dua (2) dari tiga (3) wanita memiliki risiko terkena penyakit jantung koroner. Terlebih jika beberapa wanita ini mempunya beberapa faktor risiko sekaligus, persentase memiliki penyakit jantung koroner akan semakin naik.
Ada beberapa alasan yang membuat wanita bisa berpeluang lebih besar sebagai penderita PJK. Yang pertama adalah karena perubahan hormon saat menopause. Sebelum menopause, terdapat hormon yang melindungi jantung. Hormon tersebut akan semakin berkurang seiring wanita bertambah usia dan puncaknya adalah ketika menopause.
Alasan lainnya adalah karena ukuran jantung dan pembuluh pada wanita lebih kecil dari pria. jadi, penebalan arteri koroner bisa terjadi jauh lebih cepat. Oleh karena itu penting sekali bagi wanita untuk menjaga pola makan dan mengelola stres. Karena kebanyakan permasalahan muncul dari dua hal tersebut yang tidak terjaga.
Pada wanita, faktor risiko jantung koroner dapat meningkat karena kehamilan atau jenis faktor produksi lainnya. Beberapa daftarnya adalah sebagai berikut.
- Mengalami masa menopause dini, yaitu pada usia sebelum 40 tahun.
- Mengalami anemia (kekurangan sel darah merah) saat masa kehamilan.
- Penggunaan pil KB atau alat kontrasepsi lain yang mengandung hormon dapat memengaruhi tekanan darah dan pembekuan darah.
- Penyakit jantung bisa berkaitan dengan lahirnya bayi prematur.
- Menderita PCOS (Sindrom Ovarium Polikistik) yang dapat mengakibatkan peradangan akibat PCOS, ketahanan terhadap insulin, dan perubahan hormon akibat PCOS.
- Diabetes gestasional (jenis diabetes yang hanya muncul pada masa kehamilan).
- Meningkatnya darah tinggi yang disebut dengan preeklampsia.
- Tekanan darah tinggi yang lebih parah (eklampsia) yang dapat membuat pasien kejang dan koma.
- Mengalami endometriosis dan menyebabkan peradangan akibat jaringan dinding rahim yang tumbuh di luar Rahim.
Kapan Harus ke Spesialis Jantung?
Salah satu ciri-ciri jantung koroner adalah serangan jantung. Jika mengalami atau menemukan keluarga atau kerabat mengalami serangan jantung, segera hubungi ambulans agar bisa mendapatkan penanganan medis segera.
Penyebab penyakit jantung koroner adalah penyempitan pembuluh darah yang diakibatkan oleh beberapa faktor risiko yang telah disebutkan di atas. Jadi, jika tidak segera ditangani, penyempitan pembuluh darah ini dapat mengakibatkan komplikasi dan terjadinya penyakit jantung lainnya.
Salah satu klinik jantung terpercaya yang bisa menjadi pilihan Anda adalah klinik spesialis jantung Dr. Gerard Leong. Anda akan mendapatkan diagnosis berdasarkan ciri-ciri, faktor risiko, dan pemeriksaan dari alat-alat canggih terbaru. Jangan tunda lagi, segera jadwalkan konsultasi mengenai jantung koroner bersama Dr. Gerard Leong di Singapura untuk mendapat perawatan lebih lanjut!
Referensi:
- Tingginya Kasus Kardiovaskular di Indonesia Akibat Gaya Hidup Tidak Sehat, BRIN Peringatkan Pentingnya Pencegahan. https://brin.go.id/ork/posts/kabar/tingginya-kasus-kardiovaskular-di-indonesia-akibat-gaya-hidup-tidak-sehat-brin-peringatkan-pentingnya-pencegahan Diakses pada 27 Juli 2025.
- Coronary Heart Disease. https://www.nhs.uk/conditions/coronary-heart-disease/symptoms/ Diakses pada 27 Juli 2025.
- Coronary Heart Disease. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/coronary-artery-disease/symptoms-causes/syc-20350613 Diakses pada 27 Juli 2025.
- Coronary Heart Disease. https://www.nhlbi.nih.gov/health/coronary-heart-disease/women Diakses pada 27 Juli 2025.